A. Keselamatan pada Individu Pekerja
Keselamatan pada individu pekerja berkaitan dengan sikap pada posisi kerja saat melakukan suatu pekerjaan. Sikap posisi kerja dalam pekerjaan ada yang dilakukan dengan duduk maupun berdiri. Beberapa pekerjaan juga memerlukan posisi khusus, misalnya saat mengambil sudut pandang dari atas dalam fotografi, fotografer harus mencari posisi yang lebih tinggi dari objek foto saat mengambil gambar.
Selain sikap posisi kerja, pakaian yang dikenakan juga memengaruhi K3 dalam suatu pekerjaan. Pemilihan bahan dan model pakaian yang dikenakan dalam bekerja akan memengaruhi performa pekerja dalam suatu pekerjaan. Kesalahan dalam memilih pakaian kerja akan mengganggu pekerjaan dalam hal kenyamanan bekerja.
Pengaturan jam kerja juga berpengaruh terhadap K3 dalam suatu pekerjaan. Pengaturan jam kerja yang baik akan memberikan dinamika pekerjaan yang teratur pula, mengingat suatu pekerjaan memiliki batas waktu pengerjaan.
Kerja sama tim dalam bekerja juga diperlukan untuk mewujudkan keberhasilan K3 dalam suatu pekerjaan. Kerja sama tim yang baik dan kompak akan menghasilkan prestasi kerja yang baik pula. Begitu pula sebaliknya, jika suatu tim kerja kurang solid, prestasi kerja juga akan menurun.
Di bawah ini adalah uraian bagaimana K3 pada individu pekerja harus dilakukan terkait dengan suatu pekerjaan.
Posisi dan Sikap Kerja
a. Posisi Duduk
Memilih tempat duduk
Usahakan duduk dengan menggunakan tempat duduk atau kursi yang sesuai dengan fungsi dan kebutuhan pekerjaannya. Tempat duduk untuk menggambar tentunya akan berbeda dengan tempat duduk untuk bekerja di depan komputer atau tempat duduk untuk makan.
Pilihlah tempat duduk atau kursi sesuai dengan kenyamanan saat melakukan pekerjaan. Awali pekerjaan dengan berdoa terlebih dahulu. Beberapa pekerjaan memerlukan gerakan yang aktif dalam bekerja sehingga tempat duduk juga harus dipilih sesuai dengan kebutuhannya.
Posisi tubuh pada saat duduk:
Posisi duduk dibuat sesempurna mungkin, tegak tapi rileks di bagian tulang belakang. Posisi yang tidak tegak atau membungkuk terlalu lama akan memengaruhi kondisi kesehatan pada bagian punggung atau tulang belakang. Hal ini dapat mengakibatkan sakit pada bagian punggung atau tulang belakang, baik sementara bahkan permanen bila berlangsung terlalu lama.
Letakkan kursi lebih dekat ke arah meja kerja agar dapat duduk tegak apabila dirasa terlalu jauh dari meja kerja. Jika terlalu jauh dari meja kerja, tubuh menjadi membungkuk untuk mencapai pekerjaan di atas meja kerja. Beberapa kursi memiliki roda pada kakinya untuk mengatur posisi letak kursi.
Arah hadapan pada saat duduk:
Posisi duduk tepat lurus menghadap objek yang dikerjakan. Posisi yang tidak lurus dengan objek dapat mengakibatkan kelainan pada tulang belakang. Usahakan juga untuk mengatur jarak jangkauan pada pekerjaan sehingga tidak menyulitkan atau memengaruhi posisi duduk kalian.
Aturlah objek pekerjaan hingga sesuai dengan posisi tempat duduk dan batas jangkauan tangan kalian saat bekerja sambil duduk. Penataan pekerjaan yang baik pada meja kerja akan mempermudah dalam melakukan pekerjaan dan tidak menimbulkan gangguan pada kesehatan fisik kalian.
Mengatur ketinggian tempat duduk
Posisi pekerjaan pada meja kerja memiliki ketinggian yang berbeda-beda tergantung meja kerjanya. Untuk menyesuaikan kenyamanan dan keselamatan dalam bekerja, kalian harus mengatur ketinggian tempat duduk kalian. Beberapa kursi dapat diatur ketinggiannya. Apabila tidak ada, dapat dicari alternatif lainnya agar kalian nyaman ketika duduk dan bekerja.
Atur posisi ketinggian tempat duduk sesuai dengan meja kerja. Usahakan meja kerja berada tepat di depan jatuhnya siku depan sehingga pekerjaan tangan dapat dilakukan secara maksimal. Jika terlalu rendah atau terlalu tinggi, pekerjaan tangan menjadi tidak maksimal karena jangkauan tangan tidak dapat meraih objek pekerjaan yang terjauh.
Posisi lutut kaki pada saat duduk
Pada saat duduk sangat penting mengatur posisi lutut kaki sehingga mengurangi tarikan otot kaki yang berlebih. Posisi duduk yang terlalu tinggi atau rendah akan mengakibatkan tarikan otot pada kaki. Bila berlangsung terlalu lama, dapat berakibat cedera ringan pada otot.
Atur posisi lutut menekuk sejajar dengan pinggul pada saat duduk sehingga otot menjadi rileks saat bekerja. Hindari menyilangkan kaki pada saat duduk karena otot juga akan tertarik ketika kaki bersilang. Usahakan alas kaki tepat berpijak secara datar pada lantai dan tidak berjinjit.
Posisi duduk yang lebih rendah
Beberapa pekerjaan memerlukan posisi duduk yang lebih rendah. Misalnya ketika menggambar dari sudut gambar bawah, mengambil gambar foto atau video dari sudut bawah, dan sebagainya. Posisi yang lebih rendah juga harus diperhatikan dari segi keselamatan dan kesehatan kerjanya, meskipun terlihat tidak berisiko tinggi.
Apabila melakukan pekerjaan dengan posisi duduk lebih rendah, usahakan tetap menjaga kestabilan posisi duduk. Caranya dengan mencari alas duduk yang sesuai tingginya dan stabil. Apabila tidak menggunakan alas duduk, usahakan posisi duduk pada perletakan tubuh stabil dan sempurna. Hindari posisi duduk berjongkok. Posisi ini dapat berakibat fatal pada tulang ekor apabila jatuh ke belakang meskipun tidak terlalu tinggi posisi berjongkoknya.
Jarak jangkauan tangan pada saat posisi duduk
Pada saat kalian duduk, jarak jangkauan tangan akan terbatas. Apabila terlalu jauh menjangkau, yang terjadi adalah tarikan otot pada bagian pundak belakang. Kondisi ini akan berpengaruh pada kenyamanan kerja. Bila berlangsung terlalu lama, dapat berakibat cedera pada otot.
Aturlah peralatan dan bahan sesuai jangkauan kalian. Usahakan tidak terlalu sulit untuk mengambilnya, baik pada bagian depan, bawah, atas, maupun samping. Hindari untuk memuntir punggung apabila mengambil barang yang berada di belakang. Lebih baik kalian memutar seluruh tubuh sebagai satu kesatuan dengan menggunakan bantuan kursi putar.
Mengoptimalkan waktu jeda pada saat duduk
Pekerjaan desain terkadang membuat kalian lupa akan waktu, akibat terlalu fokus dan berkonsentrasi atau terlalu menikmati pekerjaan kalian. Bukan hal yang tidak biasa bila beberapa desainer atau editor duduk berlama-lama ketika bekerja. Akibat terlalu lama duduk juga berpengaruh pada metabolisme tubuh dan kondisi stamina tubuh.
Hindari duduk terlalu lama. Aturlah waktu istirahat untuk melakukan peregangan otot dengan posisi berdiri atau berjalan-jalan di sekitar ruangan. Waktu jeda atau istirahat dapat kalian atur, misalnya setiap dua jam sekali dengan durasi secukupnya hingga kalian merasa segar kembali.
b. Posisi Berdiri
Posisi berdiri yang benar
Bekerja dengan posisi berdiri harus memperhatikan posisinya agar tidak terjadi kecelakaan. Postur tubuh harus diperhatikan agar tidak terjadi cedera pada bagian tubuh.
Berdiri dengan posisi tegap sempurna. Jangan membiasakan berdiri terlalu membungkuk karena dapat mengakibatkan kelainan bentuk tulang belakang atau cedera pada bagian belakang.
- Posisi kaki pada saat berdiri
- Posisi kaki sangat penting ketika kalian berdiri. Pijakan yang baik akan memperkuat posisi berdiri. Pastikan posisi kaki pada saat berdiri selalu pada pijakan dua kaki. Hindari berpijak pada satu kaki karena membuat tubuh kalian tidak seimbang. Selain itu, semua beban tubuh akan terpusat pada kaki tersebut.
Posisi kaki pada pijakan yang stabil dan perletakan yang baik. Jangan terlalu lama dengan posisi kaki yang berjinjit ke depan. Terlalu lama menerima beban tubuh yang tidak seimbang akan memengaruhi kestabilan pijakan kaki. Gunakan alat bantu untuk meraih sesuatu yang lebih tinggi posisinya seperti tangga dan sebagainya.
- Berdiri dan berjalan
Beberapa posisi berdiri juga diikuti dengan aktivitas berjalan. Misalnya pada saat mengambil gambar video mengikuti objek yang bergerak dengan menggunakan kamera video. Posisi berjalan harus diperhatikan agar tidak terjadi kecelakaan. Posisi berdiri dan berjalan yang baik akan memengaruhi hasil dari pekerjaan kalian.
Apabila pekerjaan memerlukan kegiatan yang aktif berjalan dan bergerak, aturlah arah berjalan kalian dengan langkah yang hati-hati dan stabil. Atur posisi kaki pivot yang tepat untuk berputar arah, misalnya harus berputar arah pada saat berjalan mundur.
Berdiri dengan mengangkat beban yang berat
Beberapa pekerjaan menuntut kalian mengangkat suatu beban yang berat pada saat bekerja dengan posisi berdiri. Bisa mengangkat barang berat dari bawah maupun mengambil barang berat dari atas. Kekuatan otot kalian mempunyai batas sehingga perlu diperhatikan dalam melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja.
Apabila pekerjaan memerlukan mengangkat beban yang berat, usahakan mengangkat dengan kekuatan otot.
Posisi Lainnya
Posisi pekerjaan dengan bersandar
Beberapa pekerjaan membutuhkan kestabilan pada tubuh. Posisi bersandar saat duduk dapat disesuaikan ketika memilih kursi yang dipakai. Untuk posisi bersandar saat berdiri, perlu memperhatikan sandaran yang digunakan.
Apabila melakukan pekerjaan dengan posisi bersandar, usahakan untuk mencari sandaran yang stabil, aman, rata, dan tidak menyakiti bagian tubuh. Sandaran ke belakang biasanya pada bagian punggung dan sandaran ke samping biasanya pada bagian bahu samping lengan atas. Pekerjaan jenis ini contohnya adalah mengambil sudut gambar tertentu pada fotografi atau videografi tanpa alat bantu tripod atau steady cam.
Posisi pekerjaan dengan bertiarap
Pekerjaan yang tidak dapat dilakukan dengan posisi berdiri atau duduk, mungkin memerlukan posisi tiarap dikarenakan objek pekerjaan terlalu rendah. Meskipun terlihat tidak berisiko tinggi, tetap harus diperhatikan sikap posisi yang baik dan benar.
Apabila melakukan pekerjaan dengan posisi bertiarap, usahakan pada permukaan yang datar dan tidak licin. Apabila terlalu panas atau kasar, bisa menggunakan alas untuk bertiarap. Pekerjaan jenis ini contohnya saat mengambil gambar foto dari sudut pengambilan low angle, saat mengambil gambar foto objek makro, dan sebagainya.
Posisi pekerjaan dengan berbaring telentang
Posisi pekerjaan yang sebenarnya sangat tidak nyaman, tapi kalian harus melakukannya untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang sesuai dengan yang diinginkan. Posisi telentang membatasi banyak ruang gerak kalian dan berat badan tertuju pada punggung.
Apabila melakukan pekerjaan dengan berbaring telentang, usahakan untuk berbaring pada permukaan yang rata atau menggunakan alas supaya tidak mengakibatkan cedera punggung. Posisi telentang juga berisiko pada mata atau mulut kalian karena rentan terhadap objek yang jatuh dari atas. Pastikan tidak ada yang berpotensi melukai mata atau mulut ketika melakukan posisi berbaring telentang. Pekerjaan ini contohnya pada saat mengambil sudut worm eye untuk fotografi atau videografi.
Posisi membungkukkan punggung ke depan pada saat berbaring telentang
Posisi ini juga termasuk posisi yang tidak nyaman dalam melakukan pekerjaan. Dalam kondisi durasi yang lama akan mencederai otot bagian punggung dan tengkuk leher.
Hindari cedera pada punggung dan tulang tengkuk leher dengan cara mencari ganjalan bantal atau sandaran. Ganjalan bantal bisa menggunakan tas dan jaket kalian bila tidak ada bantal yang khusus atau mencari ganjalan alternatif.
Pakaian Kerja
a. Mengenakan Pakaian yang Nyaman untuk Bekerja sesuai Fungsi dan Kebutuhan
Pakaian yang kalian kenakan terbuat dari berbagai jenis bahan dan model pakaian. Beberapa pakaian didesain khusus sesuai fungsi dan kebutuhannya. Ketika mengenakan pakaian untuk bekerja, perlu kalian pertimbangkan kenyamanannya berdasarkan ukuran, model, dan bahannya. Pakaian disini meliputi atasan dan bawahan.
b. Mengenakan Pelindung Kepala
Pelindung kepala sangat diperlukan ketika bekerja di luar ruangan yang terkena panas terik matahari. Selain itu, juga pada situasi lingkungan kerja yang mempunyai risiko benda keras jatuh dari atas. Lingkungan kerja tersebut contohnya area konstruksi proyek bangunan, area gedung tua yang sudah rapuh, atau area yang berada di bawah lereng bebatuan yang mudah longsor.
c. Mengenakan Pelindung Mata
Bekerja di lingkungan yang memiliki risiko terhadap keselamatan dan kesehatan mata perlu memperhatikan penggunaan alat pelindung mata. Paparan sinar yang terlalu menyilaukan dapat berakibat pada kesehatan mata, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penggunaan kacamata hitam harus mempertimbangkan kekuatan bahan lensanya untuk menghalau pancaran sinar matahari langsung. Meskipun mata kalian tidak secara langsung terkena pancaran sinar matahari, tetapi pantulan sinar matahari dari permukaan juga memiliki tingkat risiko yang sama terhadap mata.
d. Mengenakan Masker Pelindung
Beberapa pekerjaan memiliki risiko yang berhubungan dengan indra penciuman. Risiko menghirup udara kotor, kuman penyakit, atau bau menyengat dari zat kimia yang berbahaya. Bahkan beberapa tidak memiliki bau yang menyengat sehingga secara tidak sengaja terhirup melalui hidung.
Penggunaan masker saat bekerja di luar ruangan harus diperhatikan untuk melindungi saluran pernapasan dan mulut. Begitu pula bila melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan bau menyengat dari zat kimia atau bahan berbahaya lainnya.
e. Mengenakan Sarung Tangan
Penggunaan sarung tangan disesuaikan dengan pekerjaan tertentu. Sarung tangan didesain dengan berbagai bahan yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Sarung tangan melindungi tangan dari kontak langsung dengan objek yang mengandung risiko berbahaya. Beberapa pekerjaan melibatkan bahan-bahan kimia berbahaya atau menggunakan suhu tinggi. Bahan-bahan tersebut dapat berdampak langsung maupun tidak langsung pada kulit tangan. Bahan pewarna seperti pewarna tekstil dapat berbahaya bila terkena tangan secara langsung karena dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Begitu pula pada proses pembuatan mug yang menggunakan suhu tinggi sehingga memiliki risiko pada keselamatan dan kesehatan kerja.
f. Mengenakan Alas Kaki
Penggunaan alas kaki dalam bekerja sangatlah penting karena di kaki terdapat titik-titik saraf yang terhubung dengan jaringan saraf tubuh. Selain itu, bila bekerja secara formal tanpa menggunakan alas kaki juga terlihat kurang sopan.
Jenis alas kaki bergantung pada kebutuhan dan fungsinya. Gunakan sepatu dengan sol karet bila bekerja pada area permukaan yang licin. Sol karet memiliki daya lekat yang lebih stabil daripada sol kayu sehingga tidak mudah terpeleset. Rapikan tali sepatu jika mengenakan sepatu bertali agar tidak menjerat kaki sendiri ketika bekerja. Penggunaan kaos kaki juga disarankan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan kaki.
Sandal jepit tidak disarankan sebagai alas kaki untuk bekerja. Selain kurang sopan, juga dapat mengakibatkan risiko cedera pada kaki. Kekuatan alas kaki mengandalkan jepitan pada jempol kaki. Apabila terlalu lama digunakan, akan mengakibatkan iritasi dan kelelahan otot pada bagian antara jepitan jempol dan jari kaki.
Jam Kerja
a. Disiplin pada Aturan Jam Kerja
Taatilah peraturan jam kerja yang diberlakukan pada suatu pekerjaan. Beberapa pekerjaan memiliki batas waktu untuk dikerjakan. Jangan sampai kalian tidak menaati jam mulai bekerja atau terlambat dalam melakukan suatu pekerjaan karena akan berpengaruh pada proses pekerjaan selanjutnya.
b. Memaksimalkan Waktu Istirahat Kerja secara Efisien
Gunakan waktu istirahat dengan sebaik-baiknya. Hindari menyia-nyiakan waktu istirahat kalian. Misalnya bergadang di malam hari untuk hal yang tidak penting, sedangkan besoknya masih harus menyelesaikan pekerjaan.
Kerja Tim
Dalam bekerja, kalian harus bisa bekerja sebagai tim, bukan sebagai individu. Kerja tim membutuhkan kekompakan dan kesolidan anggota tim. Komunikasi efektif yang baik dapat membuat hasil pekerjaan selesai dengan baik pula. Begitu pula bila kerja tim tidak solid, maka hasil pekerjaan akan tidak baik pula.
Jam Kerja
a. Disiplin pada Aturan Jam Kerja
Taatilah peraturan jam kerja yang diberlakukan pada suatu pekerjaan. Beberapa pekerjaan memiliki batas waktu untuk dikerjakan. Jangan sampai kalian tidak menaati jam mulai bekerja atau terlambat dalam melakukan suatu pekerjaan karena akan berpengaruh pada proses pekerjaan selanjutnya.
b. Memaksimalkan Waktu Istirahat Kerja secara Efisien
Gunakan waktu istirahat dengan sebaik-baiknya. Hindari menyia-nyiakan waktu istirahat kalian. Misalnya, bergadang di malam hari untuk hal yang tidak penting, sedangkan besoknya masih harus menyelesaikan pekerjaan.
Kerja Tim
Dalam bekerja, kalian harus bisa bekerja sebagai tim, bukan sebagai individu. Kerja tim membutuhkan kekompakan dan kesolidan anggota tim. Komunikasi yang efektif dan baik dapat membuat hasil pekerjaan selesai dengan baik pula. Begitu pula bila kerja tim tidak solid, maka hasil pekerjaan akan tidak baik pula.
B. Keselamatan pada Peralatan Kerja
Keselamatan kerja pada peralatan kerja berkaitan dengan bagaimana kalian menyimpan dan menggunakan peralatan tersebut. Semua alat kerja memiliki cara perawatan dan penggunaan yang berbeda-beda. Hal ini perlu kalian perhatikan agar tidak terjadi kerusakan pada alat kerja tersebut.
Dapat kalian bayangkan bila pada saat produksi video tiba-tiba kamera video tidak dapat dihidupkan karena ada kerusakan pada baterainya, maka akan berdampak pada semua proses produksi. Disarankan juga untuk menggunakan peralatan yang sudah memiliki tingkat standar peralatan yang baku, baik secara Standar Nasional Indonesia (SNI) maupun International Organization for Standardization (ISO).
Berikut beberapa peralatan kerja di bidang DKV.
Alat Gambar
a. Pensil
Pensil terdiri atas berbagai ukuran dan jenis sesuai dengan kekerasan dan tingkat ketebalan warna hitamnya. Perawatan pada peralatan pensil ini cukup mudah, tapi juga jangan dianggap sepele. Cara merawat pensil sebagai berikut:
Jaga jangan sampai jatuh
Kondisi jatuh dari suatu ketinggian mengakibatkan benturan fisik yang dapat merusak bagian dalam pensil. Mungkin terlihat normal pada bagian luarnya, akan tetapi sebetulnya terjadi patah di bagian inti batang grafit di dalamnya. Akibatnya, pensil menjadi sering mengalami patah ketika diraut.
Memegang pensil dengan baik dan benar
Memegang pensil dengan baik dan benar juga akan menjaga pensil dari risiko jatuh. Penggunaan tempat pensil dan tempat penyimpanan pensil juga perlu dipertimbangkan.
Jaga ketajamannya
Selalu menjaga ketajaman dari pensil agar dalam menggoreskan garis atau mengarsir selalu stabil tingkat ketebalannya. Beberapa bagian gambar memerlukan detail pada goresannya. Bila pensil tidak terjaga ketajamannya, akan terjadi goresan ketebalan yang tidak stabil atau tidak rata. Hal tersebut akan memengaruhi kualitas dari gambar yang dibuat.
Gunakan alat raut yang masih tajam untuk meraut pensil. Peraut yang tidak tajam justru akan merusak pensil kalian. Penggunaan pisau cutter atau silet juga dapat dijadikan alternatif untuk meraut pensil. Beberapa pensil ada yang hanya dapat diraut dengan pisau cutter atau silet.
Simpan di tempat penyimpanan
Usahakan selalu menyimpan pensil di tempat penyimpanan yang baik. Tujuannya agar terjaga dari benturan akibat jatuh maupun tertindih. Tempat penyimpanan pensil juga digunakan untuk mengelompokkan pensil berdasarkan ketebalannya. Hal ini mempermudah mencari pensil ketika akan digunakan.
Simpan pensil kalian di tempat penyimpanan pensil untuk menghindari kerusakan pada pensil akibat jatuh dan sebagainya. Tempat penyimpanan pensil dapat dibuat sendiri dari gelas bekas atau sejenisnya. Usahakan tempat tersebut tidak mudah terguling ketika diisi dengan banyak pensil. Tempat penyimpanan pensil ada yang diperoleh langsung ketika dibeli dalam set atau juga bisa didapatkan terpisah. Pilih tempat penyimpanan yang cukup besar dan kuat untuk menampung seluruh koleksi pensil kalian.
b. Rautan Pensil
Rautan pensil juga perlu diperhatikan dalam penggunaannya. Kondisi pisau rautan akan mengalami degradasi ketajaman setiap saat setelah beberapa kali pemakaian. Pisau rautan yang sudah tidak tajam justru akan merusak pensil yang diraut.
c. Kuas
Kuas merupakan alat gambar yang dapat dikatakan relatif cukup mahal. Kuas membutuhkan perawatan khusus agar tidak rusak dan dapat digunakan dengan baik. Semakin kalian merawat kuas dengan baik dan benar, maka akan semakin awet kuas tersebut. Kerusakan kuas yang sering terjadi adalah pada bagian ujung bulu kuasnya, baik pada kuas bulu halus atau bulu keras. Kuas memiliki jenis, bahan, dan bentuk bulu yang berbeda-beda tergantung fungsi dan kebutuhannya. Berikut adalah cara merawat kuas agar awet dan dapat digunakan berulang-ulang.
1) Perhatikan cara penyimpanan kuas
Kuas harus disimpan dengan baik agar bulu kuas terjaga keawetannya. Biasakan juga untuk mengembalikan kuas pada kemasannya dan disimpan secara vertikal ke atas agar sisa cairan dapat turun ke bawah dan tidak mengering di ujung bulu kuas. Sisa cairan cat yang kering di ujung bulu kuas dapat mengakibatkan rusaknya kelem butan dan kelenturan bulu kuas. Penyimpanan kuas secara vertikal terbalik ke bawah juga dapat merusak ujung bulu kuas, yang berakibat bentuk ujungnya menjadi bengkok.
2) Menjaga kebersihan bulu kuas setelah digunakan menggambar atau melukis
Biasanya bulu kuas akan terlihat kotor sekali setelah digunakan. Agar dapat terus digunakan, hendaknya selalu dijaga kebersihannya. Sisa cat yang tidak segera dibersihkan akan mengering di bulu kuas.
Membersihkan bulu kuas cukup dengan air bersih atau air yang telah dicampur sabun. Fungsi dari air sabun adalah melepaskan minyak dari cat yang menempel di bulu kuas. Tidak disarankan membersihkan bulu kuas dengan larutan thinner atau solvent yang justru akan mengakibatkan tekstur bulu hancur.
d. Cat Warna
Cat warna dikemas dalam berbagai kemasan seperti tabung (tube) atau botol kecil. Biasakan untuk menutup kembali kemasan cat segera ketika digunakan agar tidak mengering terkena udara. Meskipun cat yang mengering dapat diencerkan kembali dengan larutan solvent, akan tetapi pigmen warna yang telah mengering tidak dapat tercampur dengan baik.
e. Krayon
Krayon merupakan alat pewarna gambar yang terbuat dari lilin (wax) atau cat minyak (oil pastel). Perawatan krayon dengan cara menyimpannya dengan baik pada kemasannya agar tidak mudah mengering dan tidak patah. Krayon yang terbuat dari lilin cukup keras dan licin tapi mudah kering minyaknya.
f. Pena
Pena gambar terdiri atas berbagai macam ukuran dan bentuk mata pena sesuai dengan fungsi dan kebutuhannya. Pena seperti drawing pen biasanya disertai dengan penutup ujung pena. Tujuannya untuk melindungi ujung pena agar tidak kering atau rusak. Usahakan untuk menutup kembali pena setelah dipakai
g. Penggaris
Penggaris terdiri atas berbagai bahan dan bentuk. Penggaris yang terbuat dari bahan plastik atau mika bening jangan dipakai untuk memotong dengan pisau pemotong. Hal ini akan mengakibatkan bagian samping penggaris ikut terpotong oleh pisau pemotong sehingga penggaris menjadi tidak lurus lagi. Selain itu, penggaris berbahan tersebut juga mudah patah apabila terjatuh atau terkena benturan keras.
2. Alat Fotografi dan Videografi
a. Kamera Foto dan Video
Kamera foto memiliki beberapa bagian dalam yang cukup sensitif. Jangan menyentuh bagian tirai shutter speed dengan jari tangan karena akan berpengaruh pada keakuratan kecepatan buka tutup tirai. Usahakan menyimpan kamera di penyimpanan yang kering dan tidak lembap. Lebih baik menyimpannya di kotak khusus penyimpanan kamera (dry box) agar terhindar dari kerusakan yang diakibatkan jamur. Jangan sekali-kali menyimpan kamera dengan kapur barus. Residu kapur barus yang menyublim di udara akan menempel pada bagian kamera. Segera bersihkan kamera setelah digunakan di area pantai. Udara pantai dapat bersifat korosif sehingga dapat merusak kualitas dan kekuatan bahan kamera.
b. Lensa Kamera
Bagian kaca lensa kamera memiliki lapisan coating yang berfungsi melindungi kamera agar sinar tidak terlalu bias. Jangan arahkan langsung kaca lensa ke matahari karena dapat mengakibatkan kerusakan pada coating. Jaga kebersihan dan kualitas bagian kaca lensa dengan cara memberikan filter lensa antiultraviolet. Jangan menyentuh kaca lensa dengan jari tangan karena dapat mengakibatkan tertinggalnya bekas lemak dari kulit tangan.
Tutup kembali bagian lensa dengan penutup lensa. Hal ini dapat menghindari terjadinya kerusakan pada permukaan kaca lensa akibat benturan atau goresan
c. Baterai
Setiap peralatan elektronik membutuhkan daya listrik yang dihasilkan dari baterai. Lepaskan baterai dari peralatan apabila tidak digunakan agar tidak terjadi kebocoran cairan dari baterai yang dapat merusak peralatan tersebut. Begitu pula sebelum kalian menggunakan peralatan, selalu dicek ulang kondisi isi baterai. Jangan sampai terjadi kondisi kekurangan daya dikarenakan lupa melakukan isi ulang sebelumnya. Bila perlu kalian menyiapkan baterai cadangan sebagai antisipasi.
d. Media Penyimpanan Memori
Media penyimpanan berfungsi untuk menyimpan data gambar digital. Hindarkan dari sumber panas maupun sumber magnet kuat karena dapat merusak memori penyimpanan tersebut. Selalu pindahkan isi dari memori ke memori penyimpanan cadangan berupa harddisk (diska keras) eksternal. Tujuannya agar sisa ruang memori kosong dan selalu mencukupi ketika digunakan. Beberapa kasus dapat merusak memori tersebut apabila memori terlalu penuh hingga ruang memori kosong habis.
3. Komputer
a. Unit Utama Komputer
Pada unit utama komputer terdapat hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak). Usahakan menggunakan sumber daya listrik yang stabil agar tidak merusak bagian hardware maupun software pada komputer. Menjaga kestabilan listrik bisa dengan cara menggunakan stabilisator. Matikan komputer sesuai dengan prosedur melalui perintah untuk mematikannya dari sistem operasi. Jangan biasakan posisi sleep atau hibernate pada proses mematikan komputer karena pada kondisi tersebut beberapa hardware masih aktif. Penggunaan unit laptop juga harus memperhatikan tata caranya. Sumber daya laptop menggunakan baterai yang mempunyai jangka waktu penggunaannya sesuai dengan kapasitas isi baterai. Usahakan segera melakukan pengisian ulang baterai sebelum benar-benar kehabisan isi baterai. Biasakan juga untuk melakukan pengisian ulang pada kondisi 10–30% isi baterai. Bila masih di atas 30%, disarankan tidak dilakukan pengisian ulang.
b. Unit Perangkat Masukan
Unit perangkat masukan terdiri atas mouse, digitizer, keyboard, dan scanner. Pada jenis mouse dan keyboard nirkabel, perlu dicek ulang kondisi baterainya dan disiapkan cadangannya. Beberapa digitizer masih ada yang menggunakan sumber daya baterai dan beberapa sudah tidak menggunakan baterai karena sudah ada daya dari USB-nya. Alat scanner membutuhkan perawatan pada kaca atau lensa scanner-nya agar jangan sampai tergores atau pecah.
c. Unit Perangkat Keluaran
Unit perangkat keluaran terdiri atas alat cetak dan alat tampilan seperti layar monitor dan proyektor. Alat cetak harus selalu digunakan untuk mencetak tiap hari agar tinta tidak kering atau menyumbat lubang keluar tintanya.
d. Unit Penyimpanan Data
Unit penyimpanan data dapat berupa penyimpanan internal maupun eksternal. Unit ini juga rentan rusak terhadap medan magnet maupun panas yang berlebih. Pada unit penyimpanan eksternal juga sering terjadi. kerusakan pada slot kabel USB. Kerusakan ini terjadi karena sudah aus atau penyok akibat benturan.
e. Unit Jaringan
Unit jaringan berupa alat modem yang berfungsi menghubungkan komputer pada jaringan data internet. Untuk modem eksternal biasanya menggunakan sumber daya listrik melalui adaptor. Beberapa kasus
kerusakan modem eksternal terjadi karena modem terlalu panas. Kondisi panas ini akibat dari pemakaian yang terlalu lama atau tidak pernah dimatikan ketika tidak digunakan.
C. Keselamatan pada Lingkungan Kerja
1. Luar Ruangan
Lingkungan kerja yang berada di luar ruangan harus dipastikan keamanannya dari risiko kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja dapat ditimbulkan oleh alam atau aspek kelayakan lingkungan kerja itu sendiri, misalnya bangunan konstruksi yang tidak stabil. Pekerjaan di luar ruangan dengan kondisi cuaca ekstrem (panas atau hujan) harus dipersiapkan area berlindungnya.
Selain di darat, lingkungan kerja di luar ruangan juga bisa berada di perairan, atau bahkan di udara. Lingkungan kerja di perairan perlu diperhatikan keselematan pekerja dengan mempersiapkan jaket pelampung. Lingkungan kerja yang berada di udara mengikuti pedoman aturan keselamatan dan kesehatan kerja dari pihak terkait
2. Dalam Ruangan
Lingkungan kerja dalam ruangan perlu memperhatikan sirkulasi udara segar dari luar ruangan. Sirkulasi udara yang tidak bagus berakibat pada ketidaknyamanan dalam bekerja. Situasi bekerja yang tidak nyaman akan memengaruhi produktivitas pekerjaan. Udara segar juga akan memberikan kesegaran stamina bekerja.
Penggunaan mesin AC (penyejuk udara) dapat disesuaikan dengan kebutuhan suhunya. Tingkat kelembapan ruangan juga harus dikendalikan sehingga aman dari bahaya bakteri dan jamur. Bahkan beberapa peralatan memiliki rekomendasi besarnya suhu dan kelembapan.
Selain itu, lingkungan kerja dalam ruangan juga harus memperhatikan cukup tidaknya cahaya terang yang masuk. Kondisi alat penerangan ruangan harus memadai sesuai dengan ukuran ruang yang digunakan
|
Gambar 2.14 Sirkulasi udara dengan pemasangan exhaust fan dan pengaturan titik lampu menambah kenyamanan ketika bekerja. Sumber: Subhan Yuliyanto (2021) |
|
Gambar 2.15 Ruang praktik kerja dengan kondisi cukup cahaya dan cukup sirkulasi udara. Sumber: Subhan Yuliyanto (2021) |
Pengaturan cahaya yang masuk ke ruangan bisa dengan cara membuat skylight (tingkap cahaya) sebagai atap atau pemasangan jendela yang lebih besar. Ruangan yang cukup cahaya matahari akan lebih sehat daripada ruangan yang tidak terkena cahaya matahari langsung.
D. Keselamatan pada Hasil Kerja
Hasil kerja DKV berupa gambar (manual dan digital), fotografi, dan videografi. Hasil kerja tersebut merupakan media komunikasi yang menyampaikan pesan, baik berupa informasi, ajakan, larangan, perintah, dan imbauan. Unsur pada media terdiri atas unsur visual (gambar, warna, ornamen, tipografi, foto) dan unsur verbal (judul, subjudul, slogan, paragraf, dan sebagainya).
Beberapa karya visual yang ada di internet memiliki hak cipta yang dipegang oleh penciptanya dan bersifat mengikat. Perlu diperhatikan secara serius untuk menggunakan materi visual yang asli karya sendiri atau yang tidak mempunyai hak cipta. Contoh materi visual yang bebas dalam penggunaannya adalah gambar clip art.
Pelanggaran hak cipta termasuk pelanggaran hukum yang serius dan wajib untuk dihindari demi keselamatan karya kalian. Beberapa konten visual dijual secara bebas kepada banyak pengguna sehingga selama kalian sudah membelinya, maka penggunaan hak cipta secara penuh otomatis menjadi milik kalian. Di bawah ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk keselamatan pada hasil karya DKV.
1. Gambar
|
Gambar 2.16 Penanganan hasil karya pada media kertas yang tidak baik dan hati-hati dapat mengakibatkan kerusakan pada karya tersebut. Sumber: Subhan Yuliyanto (2021) |
a. Media Kertas
Media kertas yang umum digunakan dalam menggambar adalah kertas gambar jenis HVS, canson, linen, kalkir, padalarang, atau manila. Masing-masing kertas memiliki kekuatan serat dan daya serap yang berbeda-beda. Kertas yang memiliki kekuatan serat yang lebih tinggi akan lebih tahan sobek. Kertas padalarang memiliki kekuatan serat yang lebih tinggi daripada HVS. Begitu pula pada kekuatan daya serapnya, semakin tinggi daya serapnya, maka akan lebih rentan rusak terkena air. Kertas kalkir memiliki daya serap yang lebih rendah daripada kertas manila.
b. Media Cetak
Media cetak memiliki banyak jenis bahan cetak, tergantung bahan seratnya. Bahan serat alam berasal dari bahan alam seperti pulp kayu dan tumbuhan lainnya, misalnya kertas art carton, linen, art paper, dan fancy paper. Bahan serat sintetis berasal dari serat pengolahan bahan kimia, misalnya flexi, vinyl, nilon, dan sebagainya.
Pemilihan media cetak harus mempertimbangkan dari penggunaannya, apakah sebagai media outdoor atau indoor. Bahan serat media indoor biasanya tidak tahan dengan cuaca sehingga akan rusak bila diterapkan untuk media outdoor. Media outdoor biasanya terbuat dari serat sintetis yang lebih kuat terhadap cuaca.
c. Media Format Data Digital
Sekarang ini gambar banyak diwujudkan dalam format media data digital. Keunggulannya adalah warna tampil lebih cerah dan lebih mudah dalam penyimpanannya. Kekurangannya adalah membutuhkan suatu peranti untuk melihat gambarnya. Misalnya dengan menggunakan komputer atau gawai dan kualitasnya bergantung pada besarnya resolusi. Semakin besar resolusi, akan semakin bagus, tetapi ukuran file jadi lebih besar dan berat. Jenis format data digital yang paling umum adalah JPEG, PDF, dan PNG.
Media format data digital membutuhkan media penyimpanan dalam bentuk memori penyimpanan data digital seperti harddisk, flashdisk (diska lepas), SD card, dan keping CD atau DVD. Kerusakan yang terjadi dapat disebabkan oleh berbagai hal, misalnya kerusakan secara fisik akibat terjatuh, patah, atau meleleh. Kerusakan secara nonfisik seperti terkena virus, terhapus secara tidak sengaja, bad sector, dan sebagainya. Selalu siapkan file cadangan baik secara offline maupun online melalui penyimpanan cloud system. Sekarang ini banyak situs di internet yang menyediakan penyimpanan cloud system, baik secara gratis atau berbayar.
2. Foto
a. Format Data Digital
Foto dengan format data digital memiliki jenis format yang sama seperti format gambar, yaitu JPEG, yang dapat dilihat melalui layar peranti khusus atau gawai. Beberapa format asli seperti RAW juga disediakan untuk kebutuhan penyuntingan warna gambar. Penyimpanan dan antisipasi kerusakan hasil foto dalam format data digital hampir sama dengan penyimpanan hasil gambar dalam format data digital.
b. Format Cetak
Hasil fotografi diproduksi dengan teknik cetak foto digital menggunakan mesin cetak laser berwarna pada media kertas foto. Hasil warna pada cetak foto akan mengalami penurunan kualitas apabila tidak disimpan dengan baik. Hal ini dikarenakan pengaruh dari kelembapan udara luar. Penyimpanan hasil cetak foto dapat menggunakan album foto. Di dalam album foto, hasil cetak terlindungi oleh kover plastik yang kedap udara.
3. Video
a. Format Fisik
Hasil distribusi video dalam format fisik biasanya dalam bentuk keping VCD, DVD, dan Blu-ray. Seiring dengan perkembangan zaman, hasil distribusi video menggunakan flashdisk sehingga lebih praktis.
Akan tetapi format dalam flashdisk juga akan mengalami kerusakan apabila tidak disimpan dengan baik. Kerusakan yang sering terjadi ialah bagian dari flashdisk tersebut rusak atau lepas dari bagian penyimpanannya. Kelembapan udara yang terlalu tinggi akan menimbulkan jamur yang lama-kelamaan akan mengikis bagian dalam penyimpanan file. Sering juga saat menyimpan file video tiba-tiba terkena virus dan tidak terbaca oleh perangkat seperti komputer atau laptop.
b. Format Data Digital (Nonfisik)
Format data digital video biasanya dalam bentuk file dengan format MP4, AVI, MPEG, MOV, MKV, dan sebagainya. Kelebihannya adalah tidak mudah rusak dan mudah disimpan. Meskipun hampir tidak ada kekurangannya, format ini juga ada baiknya disimpan secara online melalui cloud system agar mempunyai file cadangan apabila hilang atau rusak karena file corrupt.
Setelah mempelajari materi tentang K3 di dunia industri DKV, kalian diharapkan memiliki sikap tanggung jawab demi terwujudnya K3 dalam melaksanakan pekerjaan. Semua yang telah kalian pelajari dapat langsung dipraktikkan dalam situasi pembelajaran di sekolah setiap saat sehingga akan tertanam sikap tanggung jawab K3 sejak dini.