Teori Perilaku Konsumen |
Teori Perilaku Konsumen: Pendekatan Nilai Guna (Utility)
Dalam menganalisis perilaku konsumen, penting untuk mengaplikasikan pendekatan Kardinal yang melibatkan kuantifikasi kepuasan yang diperoleh dari konsumsi barang. Dalam hal ini, konsep nilai guna (utility) menjadi penjelasan yang relevan. Konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasan dengan membeli unit tambahan dari berbagai jenis barang yang memberikan nilai guna marginal yang sama besarnya dengan uang yang dikeluarkan.
Contoh durian dapat mengilustrasikan konsep ini. Pada suatu titik, seorang konsumen mungkin tidak lagi ingin mengonsumsi durian bahkan jika diberikan secara gratis. Hal ini menunjukkan bahwa kepuasan tambahan dari setiap unit barang yang dikonsumsi akan semakin berkurang, yang dikenal sebagai Hukum Keberkurangan Utilitas Marginal.
Menurut Sadono Sukirno, konsumen akan mencapai kepuasan maksimum jika setiap Rupiah yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan dari berbagai jenis barang memberikan nilai guna marginal yang sama besarnya.
Pendekatan nilai guna (utility) juga dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan terbalik antara kurva permintaan dan harga barang, serta perubahan dalam permintaan akibat faktor selain harga. Efek pendapatan timbul ketika harga suatu barang berubah (naik atau turun). Jika harga barang X naik, kepuasan tambahan dari satu unit barang tersebut akan berkurang relatif terhadap harganya, sehingga permintaan untuk barang X menurun. Sebaliknya, jika harga barang Y turun, kepuasan tambahan dari satu unit barang tersebut akan meningkat relatif terhadap harganya, sehingga permintaan untuk barang Y meningkat.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan harga suatu barang, termasuk kelangkaan dan biaya produksi. Misalnya, intan lebih mahal daripada air karena intan jauh lebih langka. Begitu pula, biaya produksi intan jauh lebih tinggi dibandingkan biaya produksi air.
Surplus konsumen terjadi ketika harga yang dibayarkan oleh konsumen melebihi harga pasar. Surplus konsumen akan terus meningkat jika konsumen terus membeli produk hingga titik tertentu, namun akan berhenti ketika kelebihan surplus tidak lagi terjadi.
Teori Perilaku Konsumen: Pendekatan Kurva Kepuasan Sama
Indifference Curve (IC) digunakan untuk menggambarkan kombinasi barang yang memberikan kepuasan yang sama. Analisis menggunakan IC didasarkan pada beberapa asumsi, yaitu:
- Seluruh pendapatan hanya digunakan untuk mengonsumsi dua jenis barang.
- Selera konsumen tetap.
- Konsumen bebas memilih di antara kedua barang tersebut.
IC memiliki tiga sifat dasar:
- Miring ke bawah dari kiri atas ke kanan bawah.
- Cembung terhadap titik origin (0,0).
- Tidak berpotongan antara satu dengan yang lain.
Seorang konsumen akan berusaha mencapai IC tertinggi yang mencerminkan tingkat kepuasan maksimum. Namun, konsumen memiliki keterbatasan dalam sumber daya yang tersedia untuk mencapai hal tersebut, sehingga kurva IC yang dapat dicapai terbatas. Keterbatasan ini disebabkan oleh harga barang dan jasa yang harus dibayar dengan pendapatan yang dimiliki. Garis kendala anggaran (Budget Line/BL) mencerminkan batasan pendapatan dan harga yang dihadapi oleh seorang konsumen pada tingkat pendapatan dan harga tertentu dari masing-masing barang.
Kurva kepuasan sama (IC) dan garis kendala anggaran (BL) merupakan alat untuk memperlihatkan pencapaian kepuasan maksimum oleh konsumen. Jika BL menyentuh IC tertinggi, maka konsumen mencapai kepuasan maksimum.
Keseimbangan konsumen akan berubah jika variabel pendapatan atau harga berubah, dengan asumsi selera konsumen tetap. Jika terjadi perubahan pendapatan (naik atau turun) dengan harga barang tetap, maka IC akan bergeser. Namun, jika harga salah satu barang berubah (naik atau turun) dengan pendapatan tetap, maka IC akan berputar. Kedua perubahan tersebut akan mengakibatkan perubahan keseimbangan konsumen dalam mencapai kepuasan maksimum.
Perubahan harga suatu barang sementara harga barang lainnya tetap akan menyebabkan perputaran garis kendala anggaran (BL), sehingga keseimbangan konsumen berubah. Perubahan ini akan menghasilkan kombinasi berbeda dari kedua jenis barang. Perbedaan ini terdiri dari efek substitusi dan efek pendapatan akibat perubahan harga.
Dengan menggunakan pendekatan nilai guna (utility) dan pendekatan kurva kepuasan sama, kita dapat memahami perilaku konsumen dalam memaksimalkan kepuasan dan mengatasi perubahan dalam harga dan pendapatan. Pendekatan ini berguna dalam menjelaskan bagaimana konsumen membuat pilihan konsumsi yang optimal dan beradaptasi dengan perubahan di lingkungan ekonomi.